Surabaya, Bacakabar – Umar Patek, mantan terpidana kasus Bom Bali I, kini meracik kopi setelah keluar dari Lapas Porong, Sidoarjo. Ia memperkenalkan Kopi Ramu dalam acara peluncuran di kompleks Hedon Estate, Ngagel, Surabaya, Selasa (3/6/2025) malam.
Pemilik kafe Hedon Estate, drg David, menjadi orang pertama yang mencicipi racikan kopi Umar di rumahnya di Sidoarjo. Saat itu, Umar menyuguhkan kopi buatannya sendiri. “Saya langsung tertarik karena kopinya enak,” ujar David.
David kemudian membawa Umar bertemu dengan temannya yang ahli sangrai kopi. Awalnya, sang ahli menolak karena takut dengan latar belakang Umar. David terus meyakinkannya sampai ia bersedia mengajar.
Umar sudah menghadapi penolakan sejak bebas dua tahun lalu. Ia tidak berhasil menjalin relasi sosial dan gagal melamar pekerjaan karena stigma sebagai mantan teroris. “Selama dua tahun saya hidup seperti bayangan. Saya tidak bisa kerja, tidak bisa bergaul. Orang selalu menolak,” kata Umar.
David lalu mengajak Umar membuka usaha kopi di kompleks miliknya. Umar sempat kaget dan bertanya soal kemungkinan dampak buruk bagi David.
“Bukankah Anda seorang Kristen? Apa tidak masalah bekerja dengan saya?” tanya Umar.
David balik bertanya. “Apa kamu mau?” jawabnya.
Mereka pun sepakat bekerja sama. Umar menyetujui tawaran itu karena ingin membuktikan perubahan sikap dan pemikiran. “Bekerja sama dengan orang Kristen pun tidak apa-apa. Saya ingin semua orang tahu, saya berubah,” ucapnya.
Umar memilih nama Ramu untuk merek kopinya. Ia menyusun nama itu agar bisa dibaca terbalik menjadi Umar. “Saya dulu meracik bom, sekarang saya meracik kopi. Dulu saya membawa kepahitan, sekarang saya ingin membawa kedamaian,” ujarnya.
Kini, Umar menjalani peran baru sebagai peracik kopi di usia 59 tahun. Ia memulai babak hidup baru dengan menyeruput harapan dalam setiap gelas kopi yang ia ramu sendiri.