Kediri, Bacakabar – Kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2024 menunjukkan tekanan serius di tengah dinamika industri rokok nasional yang makin menantang. Laporan keuangan tahunan perusahaan mencatatkan penurunan laba bersih drastis sebesar lebih dari 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Gudang Garam, perusahaan rokok yang berbasis di Kediri, Jawa Timur, membukukan laba bersih sekitar Rp3,2 triliun pada tahun buku 2024, turun signifikan dari Rp5,5 triliun di 2023. Kondisi ini menjadi sinyal peringatan bagi pelaku industri dan investor, mengingat perusahaan ini dikenal sebagai salah satu produsen rokok terkuat dengan basis pelanggan yang loyal.
Penurunan performa Gudang Garam dipicu oleh beberapa faktor utama yang menghantui industri rokok nasional:
1. Kenaikan Cukai Rokok
Pemerintah kembali menaikkan tarif cukai hasil tembakau 2024 secara progresif, sebagai upaya menekan konsumsi dan mendongkrak pendapatan negara. Kebijakan ini memengaruhi margin keuntungan, terutama di segmen sigaret kretek mesin (SKM) yang menjadi produk andalan Gudang Garam.
2. Melemahnya Daya Beli
Pemulihan ekonomi yang belum merata pasca-pandemi serta tekanan inflasi membuat daya beli masyarakat menurun. Alhasil, penjualan rokok secara umum ikut terdampak.
3. Persaingan Pasar yang Makin Ketat
Persaingan dengan produsen rokok lain semakin tajam, terutama dari merek-merek dengan harga lebih ekonomis. Di sisi lain, pergeseran tren konsumen ke rokok elektrik dan produk alternatif semakin menantang eksistensi rokok konvensional.
4. Beban Investasi Non-Konsumtif
Gudang Garam juga tengah membiayai proyek strategis di luar industri rokok, seperti pembangunan bandara di Kediri. Meskipun langkah ini dilihat sebagai strategi diversifikasi jangka panjang, namun dalam jangka pendek justru menekan cash flow perusahaan.
Dalam keterangannya, manajemen Gudang Garam menegaskan komitmennya untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan kondisi pasar dan regulasi pemerintah.
“Kami akan fokus pada efisiensi operasional dan pengembangan produk agar tetap relevan di tengah perubahan pasar. Diversifikasi tetap kami jalankan sebagai bagian dari strategi jangka panjang,” ujar juru bicara perusahaan.
Sejumlah analis menilai tekanan terhadap industri rokok masih akan berlanjut, terutama jika kebijakan cukai makin agresif. Untuk tetap bertahan, produsen besar seperti Gudang Garam harus memperkuat strategi pemasaran, inovasi produk, dan ekspansi bisnis non-tembakau.