TANGERANG — Di tengah situasi dunia yang penuh tantangan kemanusiaan, semangat kepedulian justru tumbuh kuat dari lingkungan pendidikan. Keluarga besar Syafana Islamic School kembali menegaskan perannya sebagai lembaga yang tidak hanya mencetak generasi cerdas, tetapi juga berempati tinggi terhadap sesama.
Melalui program Syafana Peduli Palestina, sekolah yang berlokasi di BSD, Kabupaten Tangerang ini berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp701.100.000. Dana tersebut disalurkan melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia untuk membantu rekonstruksi wilayah Gaza.
Penyerahan donasi dilakukan di Multipurpose Hall Syafana Secondary BSD, disaksikan siswa, guru, dan orang tua. Chair Person Syafana Islamic School Hj. Ummu Latifah bersama Managing Director Dr. H. Nanang Firdaus Masduki, Lc., MM. menyerahkan secara simbolis kepada Rulli Kurniawan, Direktur Layanan, Promosi, dan Data Optimasi BAZNAS RI.
Ketua OSIS Upper Secondary sekaligus Ketua Panitia Syafana Peduli Palestina, Adzra Ashila Alifiya Prabowo, menyebut aksi ini bukan sekadar kegiatan amal.
“Kami ingin belajar bahwa kemanusiaan tidak punya jarak. Kami ingin jadi bagian dari solusi, bukan hanya penonton,” ujarnya.
Penggalangan dana dilakukan selama 14–16 Oktober 2025 dengan melibatkan seluruh unit pendidikan, mulai dari TK hingga Boarding School (SIBS).
Managing Director Syafana, Dr. Nanang Firdaus, mengatakan aksi ini merupakan bagian dari pendidikan karakter yang menjadi DNA Syafana sejak berdiri.
“Kami tidak hanya mendidik di ruang kelas, tapi juga menggerakkan aksi nyata. Kepedulian sosial adalah bagian dari iman dan tanggung jawab moral,” tegasnya.
Sementara itu, perwakilan BAZNAS RI Rulli Kurniawan mengapresiasi langkah Syafana yang dinilai menginspirasi banyak pihak.
“Dana ini akan digunakan dalam fase rekonstruksi Gaza, membangun rumah, sekolah, masjid, dan rumah sakit. Kami pastikan penyaluran dilakukan transparan melalui jaringan BAZNAS di Gaza, Mesir, dan Yordania,” ungkapnya.
Aksi ini menjadi bukti bahwa pendidikan berkarakter bukan hanya soal nilai akademik, tetapi juga tentang bagaimana menumbuhkan empati, kepedulian, dan semangat kemanusiaan global di kalangan generasi muda.
