CHEONGJU,Korea Selatan – Upaya menuju reunifikasi Semenanjung Korea semakin nyata dengan peluncuran Komite Persiapan untuk Unifikasi Damai di Semenanjung Korea dalam acara Peringatan Tahunan ke-9 Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (DPCW) yang diadakan pada 14 Maret 2024 di Cheongju, Korea Selatan.
Acara ini, yang dihadiri oleh ratusan pemimpin nasional dan internasional, mengusung tema “Membangun Jembatan untuk Reunifikasi Korea: Membangun Kerangka Hukum dan Praktis untuk Perdamaian.”
Komite ini diprakarsai oleh Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL), sebuah LSM internasional yang terakreditasi di UN ECOSOC. Inisiatif ini merupakan bagian dari kampanye Together: Connecting Korea, yang melibatkan lebih dari 170 organisasi sipil untuk mempererat komunikasi dan keharmonisan di seluruh masyarakat Korea.
Ketua HWPL, Lee Man-hee, menegaskan pentingnya unifikasi melalui cara damai.
“Penyatuan Korea harus dilakukan melalui dialog konstruktif tanpa kekerasan. Kita harus bekerja sama agar generasi mendatang dapat hidup dalam perdamaian dan harapan kita dapat terwujud,” ujarnya.
Sementara itu, Hon. Carlos Rene Hernandez Castillo, Presiden Parlemen Amerika Tengah, menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini.

“Perdamaian bukan sekadar idealisme, tetapi tujuan yang bisa dicapai dengan kemauan dan tindakan nyata. Kami sepenuhnya mendukung upaya reunifikasi Korea melalui dialog dan kerja sama,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Yang Mulia Seok Yeonhwa, Ketua Patriark Tertinggi Dewan Sangha Buddha Dunia, menjelaskan langkah-langkah komite dalam memperluas pemahaman publik dan dukungan terhadap reunifikasi melalui pendidikan serta penelitian mengenai integrasi sosial dan ekonomi pasca-penyatuan.
Salah satu pencapaian utama dalam acara ini adalah presentasi rancangan “Konstitusi Membangun Korea Bersatu” oleh Profesor Ciarán Burke dari Universitas Friedrich-Schiller Jena.
Dokumen ini dikembangkan oleh Komite Perdamaian Hukum Internasional HWPL sebagai dasar hukum bagi Korea yang bersatu, mencakup kebijakan denuklirisasi serta sistem perdamaian yang melindungi hak dan kesejahteraan warga.
“Rancangan ini akan memperkuat stabilitas kawasan dan membuka jalan bagi dunia yang lebih damai,” ujar Prof. Burke.
Kampanye Together juga menginisiasi tantangan “Connect Korea Challenge” (https://togetherconnectkorea.kr), yang mengajak masyarakat global untuk mendukung pergerakan bebas di Semenanjung Korea.
Dalam waktu 15 hari, lebih dari 1.200 konten dari 114 kota di 43 negara telah dikirimkan, mencerminkan tingginya minat dunia terhadap perdamaian di kawasan tersebut.
Dengan berbagai langkah konkret yang terus berkembang, inisiatif ini membawa harapan baru bagi reunifikasi Korea yang damai dan berkelanjutan.