Jakarta – Indonesian Institute for Education Reform (IIER) bekerja sama dengan Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) menggelar rangkaian kegiatan untuk mengawal keamanan anak di ruang digital, Sabtu-Minggu, 14 Juni dan 3 Agustus 2025. Kegiatan ini meliputi Reformer Talk #2 dan Reformer Workshop #2, yang menghadirkan dialog mendalam mengenai tantangan dan solusi menciptakan ekosistem pendidikan digital yang aman bagi anak Indonesia.
Reformer Talk #2: Di Balik Layar Gawai diselenggarakan secara daring dan diikuti oleh 477 peserta. Para pembicara menekankan pentingnya regulasi, pengawasan orang tua, serta pendidikan digital sejak dini. Mediodecci Lustarini dari Kemkomdigi menjelaskan implementasi PP TUNAS untuk melindungi anak di ruang digital, sementara psikolog anak Aretha Ever Ulitua Samosir menyoroti risiko kecanduan gadget pada remaja.
Sebagai kelanjutan, Reformer Workshop #2 menghadirkan 60 peserta dari praktisi, akademisi, komunitas, dan mahasiswa. Workshop ini membahas akar masalah, faktor penghambat, pemangku kepentingan, hingga merumuskan rekomendasi konkret untuk keamanan anak di dunia digital. Sesi ini juga menampilkan testimoni autentik dari delapan anak dan satu pendamping, yang membagikan pengalaman mereka mengenai dampak teknologi terhadap pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.
Para peserta dibagi dalam 7 kelompok diskusi sesuai kategori risiko PP TUNAS, melakukan rotasi kelompok untuk memberikan saran dan solusi, serta menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dinilai oleh Dewan Pakar PSPK dan Direktur Article 33 Indonesia.
Kegiatan ini didukung oleh berbagai mitra, termasuk Paragon Corp, Indonesia Mengajar, Guru Belajar Foundation, Taman School, dan Yayasan Teman Saling Berbagi. Kegiatan ini menegaskan komitmen IIER dan PSPK untuk mendorong dialog kolaboratif demi terciptanya ekosistem pendidikan digital yang aman, inklusif, dan berdampak jangka panjang.
Tentang IIER dan PSPK
Indonesian Institute for Education Reform (IIER) adalah lembaga riset independen yang fokus pada reformasi pendidikan di Indonesia, sedangkan Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) adalah yayasan non-profit yang menguatkan kebijakan pendidikan berpihak pada anak sejak 2015.